PDIP akan Bersikap Rasional

PDIP akan Bersikap Rasional

CIREBON – Dinamika politik menjelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon 2018 makin hangat. PDI Perjuangan menyatakan akan bersikap rasional, terutama dalam menyikapi survei calon walikota dan wakil walikota. Sebagai partai pemenang Pileg 2014 di Kota Cirebon, PDIP menargetkan menang di Pilwalkot 2018.
\"dinamika
Bendahara DPC PDIP Kota Cirebon Imam Yahya. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
“Secara prinsip PDI Perjuangan Kota Cirebon akan bersikap rasional, terutama dalam menyikapi survei calon walikota yang dilakukan secara internal,” ungkap Bendahara DPC PDIP Kota Cirebon, Imam Yahya SFilI, kemarin.

Ia menambahkan, siapapun dan apapun hasil survei tersebut, pihaknya akan menerima sebagai masukan dalam menentukkan siapa yang akan mendapatkan rekomendasi. “Dan seperti apa strategi yang akan digunakan dalam menghadapi pilwalkot nanti. Substansinya adalah bagaimana kita menangkan kontestasinya,” kata dia.

Di samping itu, kata Imam, hasil survei juga nantinya akan digunakan untuk menghitung sejauh mana tingkat keterpilihan setiap tokoh yang berpotensi maju dalam pilwalkot mendatang. Tapi ada hal yang harus menjadi patokan dalam memilih figur walikota mendatang.

“Yaitu sejauh mana tokoh tersebut mempunyai pemahaman ideologi partai yang kuat serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting karena menyangkut teori dan praktik perjuangan yang diimplementasikan dalam kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Cirebon nantinya,” tutur Imam.

Menurutnya, pemimpin Kota Cirebon kedepan harus menjadi solusi untuk setiap persoalan masyarakatnya. Bukan sebaliknya, malah menjadi beban. Untuk itu, Imam berharap, masyarakat Kota Cirebon dapat secara aktif menilai dan memberi masukan-masukan positif terhadap calon pemimpinnya. 

“Saya juga berharap masyarakat mampu memilih secara objektif pemimpinnya,” kata mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cirebon itu.

Imam menambahkan, dibutuhkan sikap kritis masyarakat Kota Cirebon untuk menilai setiap figur yang akan berkompetisi dalam Pilwalkot 2018 mendatang. Hal itu juga, masih kata Imam, akan menjadi cermin untuk pihaknya menentukkan figur yang tepat untuk diusung sebagai calon walikota dari PDIP Kota Cirebon.

“Saya berharap pemimpin Kota Cirebon nantinya adalah sosok yang dapat mengimplementasikan satunya kata dan perbuatan,” katanya.

Sebelumnya, mencuatnya wacana mengejutkan, yaitu kemungkinan duetnya dua politisi dengan nama besar, petahana Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH dan Ketua DPRD, Edi Suripno SIP MSi, bisa saja jadi kenyataan. Setidaknya, Edi memberi siyarat, duet Azis-Edi bukan mustahil untuk diwujudkan.
“Mungkin saja (Azis-Edi). Tidak ada yang tidak mungkin. Sepanjang DPP masing-masing partai (PDIP dan Partai Demokrat) merekomendasikan. Karena saya siap menaati dan melaksanakan keputusan partai,” ungkap Edi, saat ditemui di Griya Sawala gedung DPRD.
Politisi yang juga ketua DPC PDI Perjuangan menambahkan, mengemukanya wacana duet dirinya dengan petahana, sah-sah saja mengemuka. Ia tak alergi dengan hal itu. Hanya saja, antara PDIP dan Partai Demokrat yang notabene partai petahana, punya mekanisme masing-masing.

“Wacana boleh saja. Tapi kita terikat mekanisme masing-masing partai yang keputusanya menjadi kewenangan partai,” ujarnya.

Mengenai kedatangannya ke rumah dinas walikota, Edi menjelaskan, silaturahmi politik yang dibangunnya adalah hal wajar. Azis sebagai ketua DPC Partai Demokrat, dianggap Edi, sebagai orang berpengaruh. 

Sehingga komunikasi antar ketua partai sangat diperlukan untuk mewujudkan kondusivitas panggung politik menjelang pilwalkot. (jri)

Sumber: